Cerita #AyoHijrah Aku bareng Bank Muamalat Indonesia
#AyoHijrah bareng Bank Muamalat Indonesia
Assalamualaikum, shaliha… saya mau cerita tentang hijrah saya, ketika saya memutuskan untuk berhijab. Memang tidak semuda membalik telapak tangan kita bisa berubah menuju ke arah yang baik. Sebelum hijrah saya ceritakan, biasanya orang mengatakan akan berubah baik menunggu hidayah. Percayalah hidayah itu bukan kita tunggu, namun kita cari dan kita terapkan untuk mencapai ridohNya. Seperti halnya kewajiban bagi kaum perempuan untuk berhijab bukanlah satu hal yang, namu merupakan kewajiban yang sudah dituliskan di Alquran “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (Al-A’raf [7] : 26). dan Allah mewajibkan itu agar kita selamat di dunia dan akhirat Inshallah.
Sekitar tiga tahun yang lalu saya memutuskan untuk menutup aurat. Memang awalnya berat sekali, karena saya harus sedikit-demi sedikit menutup dunia entertainment saya. Memang yang saya rasakan saat itu saya tidak ada job MC, tidak ada job foto lagi, sebagain pekerjaan menginginkan wanita yang tidak berhijab. Saya tidak bisa catok rambut, curly rambut, ootd dengan gaya rambut yang ikal dan cantik. Sampai detik ini pun saya masih bertanya-tanya apa betul saya berhijab? Kita flash back dulu cerita aku berhijrah mengenakan hijab saat saya mencari pekerjaan di Job street Surabaya. Saat itu saya menyebar CV untuk melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia. Saat itu saya belum berhijab, dan salah satu HRD mengatakan “kak nanti kalau bekerja di Bank Muamalat wajib memakai hijab ya”dan seketika itu saya langsung menjawab “ya kak tidak masalah, mungkin itu bisa jalan Allah saya berhijrah”. Tidak lama saya apply sekitar satu minggu saya di panggil untuk interview di Surabaya. Saat itu saya juga ada wawancara dengan perusahaan lain di Pati. Saat saya di telepeon oleh HRD saya bertanya dengan polos “Ibu apakah saat wawancara harus berhijab?” dan jawaban HRDnya dengan simple “disini wajib wanita bebas rapi berhijab mbak”. Ketika dari Pati Jawa Tengah saya langsung menuju ke Surabaya perjalanan sekitar dua jam saya tempuh, dan membeli kerudung di salah satu Mall Surabaya di antar oleh teman saya. Saya langsung datang ke kantor Bank Muamalat dan interview, saat itu juga dijelaskan wajib berhijab. Saya jawab “Inshallah kalau ini jalan Allah yang terbaik saya akan berhijab”. Dua bulan proses apply pekerjann saya dinyatakan lulus dan bekerja di Bank Muamalat cabang Sungkono. Mungkin orang melihat saya berhijab karena wajib dikantor. Jawabannya sangat tidak, karena sebelumnya saya sudah berniat untuk berhijab.
Ketika saya masuk kerja banyak sekali ilmu yang saya dapatkan tentang ekonomi syariah. Bank Muamalat Indonesia adalah bank bersejarah yaitu, Bank Pertama Murni Syariah yang dulu didirikan oleh ulama tahun 1992. Kalau kalian tau, Bank Muamalat ini berdirih kokoh saat Indonesia mengalami krisis 1998, karena bank Konvensional lainnya tutup akibat mengalami krisis suku bunga yang meningkat sangat drastis. Mashallah saat itu saya bersyukur bisa bergabung di Bank Muamalat yang menjungjung tinggi syariah. Kegiatan di kantor tidak hanya transaksi perbankan saja namun juga ada khataman setiap hari Jumat. Setiap sore pasti di Mushalah ada gorengan yang kita suka untuk khataman. Mungkin itu yang di maksud bahagia sederhana. Doa pagi seluruh staff, setiap sholat Dzuhur pasti jam operasional ditutup dan sholat berjamaah dengan nasabah. Setiap sebulan sekali juga diadakan pengajian dengan mendengarkan ceramah oleh Ustad. Disamping lingkungan yang membuat hati nyaman bekerja karena Allah, kami karyawan juga selalu ditekankan bahwa prinsip kerja Bank Syariah dan Bank Konvensional berbeda. Tidak bisa disamakan, karena kita menggunakan akad dan jelas di awal. Itu yang bekal yang selalu saya sampaikan ke siapapun. Atasan saya juga selalu menerangkan “kita disini bekerja gunakan sebagai ladang pahala karena kita memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbankan syariah, Inshallah berkah”. Tidak lama saya mutasi ke kantor pusat, dan bisa belajar di Muamalat Prioritas. Banyak lagi ilmu yang saya dapatkan, semakin banyak pahala berhijrah saya yang saya terapkan.
Selain saya bekerja sebagai karyawan, saya juga menabung di Bank Muamalat lho, karena memang akad yang digunakan kita bisa memilih akad Mudharabah yang ada bagi hasil atau akad Wadiah yang tidak ada bagi hasil. Terkadang orang keberatan dengan adanya uang administrasi. Namun itu hal yang sah lho dan di perbolehkan oleh ulama. Ibaratnya kamu menitipkan motor di parkiran, perjam ada biayanya dan ketika kita ambil motor milik kita pasti kita membayar uang penitipan, yang sama halnya uang administrasi. Ibaratnya kita menitipkan sebagai uang operasional, ada buku tabungan, ATM, Mobile Banking, dll itu ada biaya untuk memelihara agar layanan di Bank Muamalat tetap baik. Kalau kalian tau banyak sekali produk di Bank Muamalat yang juga membuat kalian nyaman dan menabung bisa sesuai target kalian, ada Tabungan Rencana yang bagi hasilnya tinggi, ada Tabunganku tanpa ATM, ada Deposito, DPLK, Giro, Tabungan Bisnis, Tabungan Haji. Gimana menurut kalian nabung di Jalan Allah bikin hati tenang dan nyaman kan? Alhamdulillah selama kerja di Bank Muamalat saya tidak pernah melepas hijab saya.
Masih berlanjut cerita Hijrah berhijab saya. Di tahun kedua saya wanita yang menuju dewasa mengalami kegalauan. Saya suka mencari fakta untuk meyakinkan apa yang saya ambil keputusan saat ini adalah yang terbaik. Saya sempat ikut kontes Miss Indonesia. Miss Earth, dan Putri Pariwisata melepas hijab dengan dalil pasti kalau lepas akan diterima, ternyata tidak. Kemudian saya ikut lagi Putri Batik Nusantara dengan tetap memakai hijab, ternyata saya lolos dan mengantarkan saya juara Putri Batik Nusantara Favorit. Saya juga pernah apply pekerjaan pramugari dengan lepas hijab dan ternya tidak lolos. Saya masih berusaha lagi, saya ikut Job Fair di ICE BSD Serpong, saya apply pekerjaan yang saya cita-citakan dari dulu yaitu sebagai Reporter/Presenter. Saya galau lagi apakah saya pakai hijab atau tidak, karena menjadi presenter di televisi syaratnya tidak mengenakan hijab. Saya terus berdoa dan mohon petunjuk Allah dan saya memutuskan tetap pakai. Alhamdulillah saya diterima di salah satu TV Nasional sebagai Jurnalis / Reporter. Menjadi reporter mempertemukan saya dengan banyak orang baik yang belum berhijrah hingga proses berhijrah. Mungkin ini rencana Allah lebih baik dari yang saya harapkan, saya tetap bisa memberikan yang bermanfaat ke masyarakat dengan cara saya sendiri melalui sosial media dan bertemu langsung di lapangan.
Perjalanan saya memberikan kesimpulan bahwa Hijab bukan suatu penghalang untuk kita tetap berprestasi di jalan Allah. Hijab bagi saya ibarat Cinta datang karena terbiasa, dan sekarang saya jatuh cinta dengan saya memakai hijab karena Allah. Hijab bagi saya tidak hanya menjadikan kita anggun sebagai identitas wanita, namun juga memberikan kenyamanan, ketenangan, perlindungan dari lawan jenis yang mendekat bukan karena Allah, dan dijauhkan dari fitnah Inshallah. Hijrah tak harus menunggu semuanya sempurna, karena hijrah yang terpenting adalah meninggalkan keburukannya. Hijrah bukan berarti semuanya harus baik, justru karena berhijralah adalah proses menemukan kebaikan. Yuk berhijrah dan saling mengingatkan, Inshallah kita selalu dalam lindungan Allah dan bisa bertemu di Surga nanti, Amin.
Assalamualaikum, shaliha… saya mau cerita tentang hijrah saya, ketika saya memutuskan untuk berhijab. Memang tidak semuda membalik telapak tangan kita bisa berubah menuju ke arah yang baik. Sebelum hijrah saya ceritakan, biasanya orang mengatakan akan berubah baik menunggu hidayah. Percayalah hidayah itu bukan kita tunggu, namun kita cari dan kita terapkan untuk mencapai ridohNya. Seperti halnya kewajiban bagi kaum perempuan untuk berhijab bukanlah satu hal yang, namu merupakan kewajiban yang sudah dituliskan di Alquran “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (Al-A’raf [7] : 26). dan Allah mewajibkan itu agar kita selamat di dunia dan akhirat Inshallah.
Sekitar tiga tahun yang lalu saya memutuskan untuk menutup aurat. Memang awalnya berat sekali, karena saya harus sedikit-demi sedikit menutup dunia entertainment saya. Memang yang saya rasakan saat itu saya tidak ada job MC, tidak ada job foto lagi, sebagain pekerjaan menginginkan wanita yang tidak berhijab. Saya tidak bisa catok rambut, curly rambut, ootd dengan gaya rambut yang ikal dan cantik. Sampai detik ini pun saya masih bertanya-tanya apa betul saya berhijab? Kita flash back dulu cerita aku berhijrah mengenakan hijab saat saya mencari pekerjaan di Job street Surabaya. Saat itu saya menyebar CV untuk melamar pekerjaan di beberapa perusahaan. Salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia. Saat itu saya belum berhijab, dan salah satu HRD mengatakan “kak nanti kalau bekerja di Bank Muamalat wajib memakai hijab ya”dan seketika itu saya langsung menjawab “ya kak tidak masalah, mungkin itu bisa jalan Allah saya berhijrah”. Tidak lama saya apply sekitar satu minggu saya di panggil untuk interview di Surabaya. Saat itu saya juga ada wawancara dengan perusahaan lain di Pati. Saat saya di telepeon oleh HRD saya bertanya dengan polos “Ibu apakah saat wawancara harus berhijab?” dan jawaban HRDnya dengan simple “disini wajib wanita bebas rapi berhijab mbak”. Ketika dari Pati Jawa Tengah saya langsung menuju ke Surabaya perjalanan sekitar dua jam saya tempuh, dan membeli kerudung di salah satu Mall Surabaya di antar oleh teman saya. Saya langsung datang ke kantor Bank Muamalat dan interview, saat itu juga dijelaskan wajib berhijab. Saya jawab “Inshallah kalau ini jalan Allah yang terbaik saya akan berhijab”. Dua bulan proses apply pekerjann saya dinyatakan lulus dan bekerja di Bank Muamalat cabang Sungkono. Mungkin orang melihat saya berhijab karena wajib dikantor. Jawabannya sangat tidak, karena sebelumnya saya sudah berniat untuk berhijab.
Ketika saya masuk kerja banyak sekali ilmu yang saya dapatkan tentang ekonomi syariah. Bank Muamalat Indonesia adalah bank bersejarah yaitu, Bank Pertama Murni Syariah yang dulu didirikan oleh ulama tahun 1992. Kalau kalian tau, Bank Muamalat ini berdirih kokoh saat Indonesia mengalami krisis 1998, karena bank Konvensional lainnya tutup akibat mengalami krisis suku bunga yang meningkat sangat drastis. Mashallah saat itu saya bersyukur bisa bergabung di Bank Muamalat yang menjungjung tinggi syariah. Kegiatan di kantor tidak hanya transaksi perbankan saja namun juga ada khataman setiap hari Jumat. Setiap sore pasti di Mushalah ada gorengan yang kita suka untuk khataman. Mungkin itu yang di maksud bahagia sederhana. Doa pagi seluruh staff, setiap sholat Dzuhur pasti jam operasional ditutup dan sholat berjamaah dengan nasabah. Setiap sebulan sekali juga diadakan pengajian dengan mendengarkan ceramah oleh Ustad. Disamping lingkungan yang membuat hati nyaman bekerja karena Allah, kami karyawan juga selalu ditekankan bahwa prinsip kerja Bank Syariah dan Bank Konvensional berbeda. Tidak bisa disamakan, karena kita menggunakan akad dan jelas di awal. Itu yang bekal yang selalu saya sampaikan ke siapapun. Atasan saya juga selalu menerangkan “kita disini bekerja gunakan sebagai ladang pahala karena kita memberikan informasi kepada masyarakat tentang perbankan syariah, Inshallah berkah”. Tidak lama saya mutasi ke kantor pusat, dan bisa belajar di Muamalat Prioritas. Banyak lagi ilmu yang saya dapatkan, semakin banyak pahala berhijrah saya yang saya terapkan.
Selain saya bekerja sebagai karyawan, saya juga menabung di Bank Muamalat lho, karena memang akad yang digunakan kita bisa memilih akad Mudharabah yang ada bagi hasil atau akad Wadiah yang tidak ada bagi hasil. Terkadang orang keberatan dengan adanya uang administrasi. Namun itu hal yang sah lho dan di perbolehkan oleh ulama. Ibaratnya kamu menitipkan motor di parkiran, perjam ada biayanya dan ketika kita ambil motor milik kita pasti kita membayar uang penitipan, yang sama halnya uang administrasi. Ibaratnya kita menitipkan sebagai uang operasional, ada buku tabungan, ATM, Mobile Banking, dll itu ada biaya untuk memelihara agar layanan di Bank Muamalat tetap baik. Kalau kalian tau banyak sekali produk di Bank Muamalat yang juga membuat kalian nyaman dan menabung bisa sesuai target kalian, ada Tabungan Rencana yang bagi hasilnya tinggi, ada Tabunganku tanpa ATM, ada Deposito, DPLK, Giro, Tabungan Bisnis, Tabungan Haji. Gimana menurut kalian nabung di Jalan Allah bikin hati tenang dan nyaman kan? Alhamdulillah selama kerja di Bank Muamalat saya tidak pernah melepas hijab saya.
Masih berlanjut cerita Hijrah berhijab saya. Di tahun kedua saya wanita yang menuju dewasa mengalami kegalauan. Saya suka mencari fakta untuk meyakinkan apa yang saya ambil keputusan saat ini adalah yang terbaik. Saya sempat ikut kontes Miss Indonesia. Miss Earth, dan Putri Pariwisata melepas hijab dengan dalil pasti kalau lepas akan diterima, ternyata tidak. Kemudian saya ikut lagi Putri Batik Nusantara dengan tetap memakai hijab, ternyata saya lolos dan mengantarkan saya juara Putri Batik Nusantara Favorit. Saya juga pernah apply pekerjaan pramugari dengan lepas hijab dan ternya tidak lolos. Saya masih berusaha lagi, saya ikut Job Fair di ICE BSD Serpong, saya apply pekerjaan yang saya cita-citakan dari dulu yaitu sebagai Reporter/Presenter. Saya galau lagi apakah saya pakai hijab atau tidak, karena menjadi presenter di televisi syaratnya tidak mengenakan hijab. Saya terus berdoa dan mohon petunjuk Allah dan saya memutuskan tetap pakai. Alhamdulillah saya diterima di salah satu TV Nasional sebagai Jurnalis / Reporter. Menjadi reporter mempertemukan saya dengan banyak orang baik yang belum berhijrah hingga proses berhijrah. Mungkin ini rencana Allah lebih baik dari yang saya harapkan, saya tetap bisa memberikan yang bermanfaat ke masyarakat dengan cara saya sendiri melalui sosial media dan bertemu langsung di lapangan.
Perjalanan saya memberikan kesimpulan bahwa Hijab bukan suatu penghalang untuk kita tetap berprestasi di jalan Allah. Hijab bagi saya ibarat Cinta datang karena terbiasa, dan sekarang saya jatuh cinta dengan saya memakai hijab karena Allah. Hijab bagi saya tidak hanya menjadikan kita anggun sebagai identitas wanita, namun juga memberikan kenyamanan, ketenangan, perlindungan dari lawan jenis yang mendekat bukan karena Allah, dan dijauhkan dari fitnah Inshallah. Hijrah tak harus menunggu semuanya sempurna, karena hijrah yang terpenting adalah meninggalkan keburukannya. Hijrah bukan berarti semuanya harus baik, justru karena berhijralah adalah proses menemukan kebaikan. Yuk berhijrah dan saling mengingatkan, Inshallah kita selalu dalam lindungan Allah dan bisa bertemu di Surga nanti, Amin.
Komentar
Posting Komentar