Artikel Indonesian Nutrition Updates
93 Persen Anak-anak Di Indonesia Kurang Makan Sayur Dan Buah
Banyak
anak yang mengalami masalah makan dan cenderung menolak jika disuguhkan buah
dan sayuran. Padahal kebiasaan ini bisa mengakibatkan anak-anak rentan terkena
malnutrisi, karena kekurangan mikronutrien yang juatru banyak dikandung buah
dan sayur mayur. Pada usia batita anak sangat membutuhkan zat besi dan
mikronutrien lainnya untuk tumbuh kembang anak. Nah, tak jarang banyak orangtua
terutama para ibu sering memaksakan sang buah hati agar mau makan sayur dan
buah-buahan. Sayangnya, cara tersebut justru membuat anak makin jauh
kecintaannya terhadap sayur dan buah-buahan.
Banyak orang tua yang berusaha memberikan gizi terbaik untuk anak-anaknya. Slogan 4 sehat 5 sempurna menjadi acuan untuk dikonsumsi sehari-hari, dengan harapan demi memenuhi kebutuhan gizi yang tepat untuk si anak. Gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh dan peranannya yang sangat penting dalam pertumbuhan manusia apalagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Manfaat gizi sangat banyak bagi tubuh anak-anak. Kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan terhambat. Masa perkembangan anak-anak adalah masa yang tepat untuk tubuh manusia merasakan manfaat gizi. Jika asupan gizi terhadap tubuh berkecukupan, manfaat gizi juga masuk ke dalam tubuh, maka tumbuh kembang seorang anak akan berlangsung dengan baik dan optimal.
Sayang, di ibu kota Jakarta data yang
didapat Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menyatakan bahwa kurang lebih 93
persen anak-anak di Indonesia tidak cukup makan sayur-sayuran dan buah-buahan. "Sayur
dan buah itu adalah komponen penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi. Tapi nyatanya,
data malah menunjukkan bahwa jumlah anak yang kurang dalam mengonsumsi sayur
dan buah, sangatlah tinggi," ujar Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, Ketua Umum
Pergizi Pangan Indonesia Media Workshop 'Nutrisi Terjangkau untuk Membantu
Penanganan Masalah Gizi Kurang pada Anak Usia Sekolah di Indonesia' dalam
rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2014, yang diadakan di Pabrik Frisian Flag
Indonesia, J. Raya Bogor, Ciracas, dan ditulis pada Kamis (27/2/2014).
Buah dan sayuran menyumbangkan banyak sekali gizi untuk otak.
Khususnya antioksidan dan zat fitokemikal, yaitu sekelompok bahan alami yang
berkhasiat menyembuhkan. Buah dan sayuran juga mengandung beraneka ragam
vitamin dan mineral. Meningkatnya asupan vitamin dan mineral berguna untuk
meningkatkan IQ, khususnya pada anak dengan pola makan buruk. Oleh sebab itu,
sangat penting untuk mendorong anak-anak agar mengonsumsi cukup buah dan
sayuran. Anjurannya adalah tiga porsi buah dan dua porsi sayuran per hari.
Buah merupakan sumber vitamin C, boron, selenium, dan karotenoid,
sedangkan sayur-sayuran menyumbangkan zat besi, vitamin C, kalsium, selenium,
vitamin B kompleks, magnesium, seng, dan boron. Disisi lain sayuran mamiliki 5
manfaat yang harus dikonsumsi oleh anak yaitu; 1. Didalam
sayuran terdapat kandungan vitamin dan juga mineral penting seperti vitamin A,
C, E dan kalsium yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel dan juga membangun
jaringan tubuh; 2. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak-anak
biasanya adalah penyakit diabetes tipe 2, karena itu sayuran sangat lah penting
serta buah-buahan dimana banyak kandungan ataupun zat yang dapat melindungi
dari penyakit tersebut, karena itu sudah seharusnya anak-anak belajar untuk
menyukai sayuran agar dapat membangun membiasakan hidup sehat sampai mereka
menginjak dewasa,karena sayuran mampu menurunkan resiko penyakit jantung,kanker
dan darah tinggi serta beberapa penyakit lainnya; 3. Sayuran dapat membantu
anak anak mencegah terjadinya dehidrasi karena didalamnya banyak terkandung
banyak cairan; 4. Sayuran juga dapat mencegah terjadinya kelebihan berat badan
karena dalamnya terdapat zat zat yang rendah kalori dan juga lemak namun
demikian sayuran memiliki nutrisi yang tinggi yang mampu diserap oleh tubuh
dengan sempurna. oleh sebab itu sebagian anak yang banyak mengkonsumsi makanan
sayuran berat badannya cenderung lebih rendah; 5. Sayuran kaya akan kandungan
serat yang tinggi sehingga anak-anak merasa kenyang dan juga mencegah sembelit,
namun sayuran juga mampu menurunkan resiko anak tehadap penyakit jantung
dan kolesteror disaat mereka menginjak dewasa. Anak- anak kebanyakan saat ini
hanya mendapatkan setengah serat sumber terbaik antara lain kentang
panggang dan juga kecambah.
Banyak penelitian
menunjukkan sebagian besar anak tidak cukup makan buah dan sayuran segar. Orang
tua pada umumnya pernah merasakan beratnya “perjuangan” untuk dapat membuat
anak mau makan buah dan sayuran. Menurut Prof Hardinsyah,
adanya masalah mengenai kurangnya konsumsi sayur dan buah bagi anak, sangat
berdampak pada masalah pemenuhan gizi si anak. Hal ini sangat disayangkan,
mengingat pemenuhan gizi yang tidak dilakukan dengan benar, akan berisiko pada
penghambatan pertumbuhan anak.
Selain sayur dan buah, Prof Hardinsyah juga
menganggap makanan hewani juga merupakan salah satu hal yang kurang dikonsumsi
oleh anak-anak Indonesia. Makanan hewani yang dimaksud Prof. Hardinsyah bukan
hanya daging-daging, melainkan juga susu. Sayangnya, data juga menunjukkan
bahwa konsumsi susu pada anak-anak pun memiliki angka yang rendah. "Data
menunjukkan bahwa anak pada usia 5-9 tahun banyak yang tidak minum susu.
Persentasenya mencapai 60-85 persen anak yang tidak minum susu di dalam 1 hari,"
ungkap Sandjaja, MPH, DR.PH, ketua South East Asian Nutrition Surveys
(SEANUTS).
Menurut Sandjaja, data tersebut bukan
berarti menunjukkan bahwa tidak ada anak-anak yang mengonsumsi susu. Namun,
dari sekian jumlah yang mengonsumsi susu setiap harinya, bisa dikatakan sangat
sedikit yang rutin meminum susu sebanyak 3 kali dalam sehari. Manfaat minum susu setiap hari memang telah diakui sangat
penting untuk kesehatan tubuh. Bahkan susu ini termasuk ke dalam jenis asupan
yang menyempurnakan nutrisi seperti yang terdapat pada empat sehat lima
sempurna. Terkadang asupan nutrisi yang diperlukan untuk sehari tidak tercukupi
oleh bahan makanan yang kita makan, dari sanalah pentingnya mengkonsumsi susu
yakni menyempurnakan asupan gizi yang dibutuhkan. Pada anak-anak yang sedang
tumbuh sangatlah penting untuk mengkonsumsi susu karena kandungan kalsium susu
akan mengoptimalkan pertumbuhan tulang dan gigi. Manfaat minum susu setiap hari
juga menyehatkan sistem pencernaan terlebih lagi pada bagian usus, dan
juga kesehatan rongga mulut yaitu pada gigi dan gusi. "Seharusnya itu kan
3 kali sehari. Tapi nyatanya sedikit yang melakukannya. Makanya itu, anak-anak
Indonesia sebagian besar konsumsi gizinya lebih rendah dari kebutuhan. Tidak
heran status gizinya pun rendah," tutur Sandjaja.
Lantas,
apa yang seharusnya dilakukan untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah ini?
Prof Hardinsyah menjawab, "Perbanyak makan sayur dan buah. Makanan hewani
juga perlu, sebagai sumber protein. Selama ini banyak orang-orang yang
menjadikan beras yang paling utama, padahal sayur, buah, dan makanan hewani
juga penting”. Seorang anak yang sedang dalam masa
pertumbuhan membutuhkan asupan protein yang cukup agar proses pertumbuhan
mereka tidak mengalami gangguan. Salah satu sumber protein terbaiki bagi anak
adalah susu, berikan mereka minuman ini secara teratur untuk membantu proses
tumbuh-kembang mereka.
Dr.
dr. Saptawati Bardosono MSc mengatakan, sebaiknya ibu bisa lebih sabar dalam
memberi pengertian ketika sang anak menolak saat diberi makanan yang mengandung
sayur dan buah. "Cara efektif dengan mencontohkan langsung ke anak. Ibu
harus memperlihatkan kenikmatan saat mengonsumsi sayur dan buah, agar anak juga
tertarik untuk mencoba. Bisa juga dengan diajak bercerita yang menyangkut
manfaat dari sayur maupun buah yang dicobakan ke anak," ujar dokter
sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Bentuk pengertian yang lain, sambung
Saptawati, dengan menciptakan suasana yang nyaman saat anak makan. "Jangan
selingi anak saat makan dengan tontonan di TV atau aktivitas lain yang membuat
anak tidak fokus pada makanannya. Ibu harus bisa menciptakan suasana emosional
anak agar bisa menyukai sayur dan buah. Saya rasa tiap ibu tahu kondisi dan
kesukaan masing-masing anaknya," tambahnya.
Di luar itu, menurut dokter yang pernah
berdomisili di Papua ini, cara lain yang bisa dilakukan ibu agar bisa
menumbuhkan kesukaan anak dengan sayur dan buah adalah memvariasikan sayuran
pada makanan lain yang menjadi favoritnya. "Kalau anak suka makanan yang
kering atau tidak berserat coba divariasikan dengan sayur. Bentuknya juga bisa
dimodifikasi. Saya rasa ibu-ibu zaman sekarang lebih terampil dan
inovatif," tutup dokter yang akrab disapa Dokter Tati ini.
Namun untuk meningkatkan gizi untuk generasi muda anak
Indonesia dari batita tidak hanya peran orang tua khususnya ibu yang pintar
untuk mengambil hati anak-anak agar mau makan-makanan bergizi khususnya sayur
dan buah. Di jaman modern ini semua serba praktis dan instan. Kebanyakan
orang-orang dikota yang sibuk dengan pekerjannya sampai waktunya hanya minim
untuk memperhatikan pola konsumsi anaknya yang hanya diserahkan kepada baby sister masing-masing untuk merawat
si anak. Banyak bermacam-macam makanan bayi instan dijual bebas dipasaran baik
pasar tradisional maupun pasar modern yang menwarkan berbagai macam manfaatnya
untuk memenuhi gizi si bayi. Misalnya bubur instan yang memiliki varian rasa
dari sayuran dan buah-buahan, susu dengan berbagai kandungan vitamin, biskuit
sebagai makanan pendamping yang menawarkan dengan berbagai macam gizinya. Jadi
peran perusahaan makanan instan untuk bayi sangat berperan untuk memenuhi
kecukupan gizi anak-anak di Indonesia.
Prof
Hardinsyah menyarankan perusahaan yang bertindak sebagai produsen makanan atau
minuman juga untuk membantu mengatasi permasalahan ini, demi menciptakan
generasi anak yang baik untuk di masa depan. "Para produsen mungkin bisa
menciptakan produk yang di dalam ada kandungan gizi yang tepat demi upaya
perbaikan gizi anak. Dengan begini, para orang tua bisa menjangkau pemenuhan
gizi pada produk-produk yang dengan mudah si anak konsumsi," saran Prof
Hardinsyah. Disamping itu kembali lagi peran ibu pintar-pintar memperhatikan
gizi untuk anak-anaknya untuk memilih makanan yang dibeli diprodusen, agar
tidak salah memilih untuk asupan gizi anak-anaknya. Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah kandungan gizi dari makanan tersebut. Untuk makanan
instant, Anda bisa baca label daftar gizi yang terkandung di dalam produk
terlebih dahulu. Disini peran ibu dibutuhkan untuk memilih makanan instant yang
tidak mengandung rasa buatan. Sedangkan untuk pemilihan bahan dasar makanan
yang akan dibuat sendiri di rumah, kandungan gizi bisa Anda ketahui dengan
memahami prinsip piramida makanan untuk bayi dengan gizi seimbang. Piramida
makanan merupakan perencanaan pola makan dengan gizi seimbang yang disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh. Prinsip penyajian makanan berdasarkan piramida makanan wmemenuhi
beberapa prinsip, yaitu gizi seimbang sesuai dengan umur, aktifitas, dan jenis
kelamin; variatif; dan tidak berlebihan.
By: Mega Ayu Bunga Dewi
Komentar
Posting Komentar